0

Lagi-lagi saya membaca sebuah tulisan dimana kebanyakan orang menilai kecerdasan seseorang hanya dengan melihat nilai akademisnya di sekolah.
Mungkin kita sepakat, bahwa anak yang memiliki nilai akademik yang baik adalah anak yang cerdas.  Tapi bukan berarti yang lain menjadi bodoh, apalagi menjadi orang yang gagal. Betul?
Saya jadi mengingat sebuah cerita tentang seorang penulis. Semasa bersekolah, katakan di tingkat sekolah menengah pertama (SMP ). Nilai akademik beliau dibeberapa mata pelajaran hanya mampu memperoleh nilai D atau C.
Namun beliau bercita-cita,  bahwa kelak ia akan menjadi seorang penulis.
Dan...hal tersebut diungkapkannya didepan teman-temannya. Spontan teman-temannya tertawa dan mengatakakan "Hanya orang-orang jeniuslah yang dapat menjadi seorang penulis"
Beliaupun sempat terpuruk mendengar hinaan teman-temannya tersebut. 
Sekali beliau membuktikan, bahwa tulisannya dimuat oleh salah satu koran nasional di kotanya. Lagi-lagi hanya cibiran yang diperoleh. Dan hal tersebut hanya dianggap  kebetulan semata.
Namun, seseorang memberikan semangat dan meyakinkan beliau bahwa beliau mampu menjadi penulis. Dann...hal tersebut terbukti.
Karya-karyanya  menjadi best seller. Bahkan salah satu novelnya yang berjudul Crying Wind  menjadi salah satu novel terlaris yang diterjemahkan dalam 15 bahasa dan juga Braille.
Aishhh... Nia, kalau tulisan kamu dibaca anak-anak, bisa-bisa mereka malas ini!
Yakin???
Bukankah dari cerita tersebut mengajak kita untuk merenungkan bahwa setiap individu adalah seseorang yang memiliki kecerdasan dengan caranya sendiri? 
Hal lain yang bisa kita ambil hikmahnya adalah agar kita tak mudah menyepelekan kemampuan orang lain.
Benar begitu teman?
#Jangan dengarkan hal yang menjadikan diri kita lemah
#Semangat terus ya anggota KBT 2/Group 2
Nia Hasnia /050417

Posting Komentar

 
Top